Kolaborasi Indonesia dan Jepang dalam Pengembangan Ekosistem Halal melalui HITO
30 September 2024, 08:29:48 Dilihat: 255x
Tokyo – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan Halal International Trust Organization (HITO) di Jepang, Minggu (29/9/2024), sebagai upaya memperkuat akses layanan halal bagi masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal atau berkunjung ke Jepang.
Acara peluncuran dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) M. Aqil Irham, Staf Khusus Menteri Agama Abdul Qodir, Kepala HITO Erwin Avianto, serta beberapa pejabat Kementerian Agama dan Komunitas Muslim Indonesia di Jepang. Secara daring, turut bergabung Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sholahudin Al Ayub.
Menag Yaqut menekankan pentingnya HITO sebagai langkah awal pembangunan ekosistem halal berbasis komunitas Muslim Indonesia di Jepang. "Ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk menyediakan layanan halal yang lebih terstruktur bagi masyarakat Indonesia di Jepang," ujarnya.
Sejumlah langkah strategis telah diambil, termasuk pembentukan badan sertifikasi halal, penyusunan dokumen sertifikasi, pelatihan penyelia halal, dan pembangunan sistem online untuk mempermudah proses sertifikasi. Hal ini akan membantu UMKM memperoleh sertifikasi halal, serta mendukung pertumbuhan industri halal secara global.
“Industri halal kini menjadi salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi dunia. Menurut State of The Global Economy (SGIE) 2023, Indonesia kini berada di peringkat ketiga dalam industri halal global,” jelas Menag Yaqut.
Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, menegaskan bahwa HITO menjadi lembaga sertifikasi halal berbasis komunitas Muslim Indonesia pertama di Jepang. "Pasar halal Jepang terus tumbuh dan diproyeksikan mencapai nilai lebih dari 68 juta USD pada 2024," kata Heri. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari komunitas Muslim lokal dan wisatawan Muslim yang berkunjung ke Jepang.
Sholahudin Al Ayub dari KNEKS menambahkan, peluncuran HITO adalah langkah penting dalam mengembangkan ekosistem halal berbasis komunitas Muslim di Jepang. "Dengan HITO, kita tidak hanya membuka akses pasar, tetapi juga memperkuat hubungan antara Indonesia dan Jepang," ujarnya.
Juru Bicara Kementerian Agama, Sunanto, menjelaskan bahwa peluncuran HITO ini sejalan dengan arahan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin untuk menjadikan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia. "Dengan jumlah WNI di Jepang mencapai 149 ribu, serta wisatawan Indonesia yang terus meningkat, pengembangan ekosistem halal di Jepang menjadi sangat penting," katanya.
Menag Yaqut juga menyerahkan sertifikat halal kepada empat Lembaga Halal Luar Negeri di Jepang yang telah memperoleh rekognisi dari BPJPH, dan meresmikan halal vending machine serta pembangunan Indonesia Halal Hub.
Kepala BPJPH, M. Aqil Irham, menambahkan bahwa sejak 2017, BPJPH telah menerbitkan lebih dari 1,9 juta sertifikat halal. “Ini membuktikan bahwa industri halal dapat berkontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional dan ketahanan ekonomi,” jelasnya. Jepang telah menjadi salah satu negara yang sangat peduli dengan pengembangan industri halal, dengan lebih dari 35 perusahaan Jepang yang telah bersertifikasi halal oleh BPJPH.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan akan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam mendukung pengembangan industri halal global.