Jakarta, Universitas Narotama -- General Motors (GM) akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan pekerja kontrak penuh waktu, termasuk di pusat tekniknya di pinggiran Detroit, Amerika Serikat (AS). Langkah itu dilakukan sebagai upaya terbaru oleh pembuat mobil AS itu untuk merampingkan operasi.
Melansir Reuters, Senin (1/5), kontraktor yang kehilangan pekerjaan berada dalam pengembangan produk global di lokasi seperti Warren Tech Center perusahaan.
Pada April lalu, GM mengatakan sekitar 5.000 pekerja bergaji telah memilih untuk keluar dari perusahaan. GM juga melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya pada Maret lalu demi penghematan biaya besar-besaran dalam rangka transisi ke kendaraan listrik.
Tidak dijelaskan jumlah persis karyawan yang kena PHK, tetapi pemecatan ini disebut menyasar para pekerja keras putih.
Dalam sebuah memo internal kepada staf, Chief People Officer GM Arden Hoffman menulis PHK akan dilakukan pekan ini kepada sejumlah eksekutif global, serta karyawan yang dirahasiakan.
GM memiliki 58 ribu staf berbasis gaji standar Amerika Serikat (AS) serta 46 ribu pekerja yang dibayar per jam. Total karyawannya secara global mencapai 17 ribu.
Dalam laporan keuangan 2022, GM berencana memangkas US$2 miliar selama dua tahun ke depan. Namun, saat itu CEO GM Mary Barra mengatakan kepada investor bahwa pihaknya tidak merencanakan PHK.