Melihat Harga Minyak Rusia yang Bikin Jokowi 'Pikir-pikir' Impor
13 September 2022, 14:17:54 Dilihat: 1567x
Jakarta, -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin jelas menunjukkan ketertarikannya untuk melakukan imporminyak mentah dari berbagai negara, termasuk Rusia.
Sinyal kerja sama itu muncul di tengah lonjakan harga minyak global. Apalagi, pemerintah pun telah mengerek harga BBM dalam negeri damapk tingginya harga minyak global dan bobolnya alokasi subsidi.
Jokowi mengaku saat ini tengah memantau semua opsi, termasuk mengimpor minyak dari negara yang menjualnya dengan harga yang lebih murah.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi, dikuti dari CNA, Senin (12/9).
Lantas, berapa sebenarnya harga minyak mentah dari Rusia?
Rusia memproduksi beberapa jenis minyak mentah yang berbeda. Namun, campuran ekspor utamanya adalah Ural, yang merupakan minyak mentah masam sedang.
Dilansir dari Statista, Senin (12/9), harga rata-rata bulanan Ural adalah sekitar US$74,7 per barel pada Agustus 2022. Angka ini bahkan turun jika dibanding bulan sebelumnya, US$78,4 per barel.
Minyak mentah Rusia ini sempat anjlok ke harga terendahnya pada April 2020, saat pandemi covid-19 menyerang, yakni ke level US$18,2 per barel.
Melihat angka ini, harga minyak Rusia memang jauh lebih murah dibandingkan harga minyak dari negara lain, misalnya minyak acuan Brent atau WTI.
Lihat saja, per hari ini, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober dibanderol US$86,79 per barel di New York Mercantile Exchange. Angka ini naik 3,9 persen dibanding perdagangan sebelumnya.
Sementara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November meningkat 4,1 persen jadi US$92,84 per barel di London ICE Futures Exchange.
Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.
Menurut data International Energy Agency (IEA), produksi minyak mentah dan kondensat Rusia mencapai 10,5 juta barel per hari. Jumlah tersebut adalah 14 persen dari total pasokan global.
Negara terluas di dunia itu memusatkan produksi energinya di Siberia Barat, Ural-Volga, Siberia Timur dan Timur Jauh, Arkhangelsk, dan Republik Komi.
Sebagian besar produksi berasal dari wilayah Siberia Barat dan Volga-Ural, terutama ladang Priobskoye dan Samotlor di Siberia Barat.
Industri minyak Rusia sendiri diprivatisasi setelah runtuhnya Uni Soviet. Kemudian, sebagian besar bergerak di bawah kendali pemerintah pada pertengahan 2000-an. Produsen minyak Rusia Gazprom, Lukoil, dan Rosneft termasuk di antara perusahaan energi terkemuka di dunia.
Rosneft adalah pemimpin pasar domestik yang saham pengendalinya dimiliki oleh Rosneftegaz, sebuah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Rusia. Sementara itu, Lukoil merupakan perusahaan minyak swasta terbesar di negara ini.
Pada 2021, Rusia mengekspor sekitar 4,7 juta barel per hari minyak mentah ke negara-negara di seluruh dunia. China adalah importir terbesar mereka, yakni 1,6 juta barel per hari.
Selain itu, dilansir dari Forbes, Rusia merupakan salah satu pemasok utama minyak ke AS. Dalam laporannya, Forbes mengatakan AS mengkonsumsi jauh lebih banyak minyak (17,2 juta barel per hari) daripada Rusia (3,2 juta barel per hari) atau Arab Saudi (3,5 juta barel per hari).