Sejumlah Kepala Negara Merengek Minta Batu Bara-Migor ke Jokowi
21 Juni 2022, 15:49:37 Dilihat: 446x
Jakarta, -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ada beberapa kepala negara yang meminta-minta stok batu bara dan minyak goreng dari Indonesia.
Permintaan ini bukan hanya dari satu hingga dua orang melainkan lebih dari lima. Namun, ia tidak mengungkapkan siapa saja kepala negara tersebut.
"Waktu Januari kita setop (ekspor) batu bara, ada 5 presiden dan perdana Menteri telpon saya 'Presiden Jokowi mohon kita dikirim batu bara nya segera, secepatnya, kalau nggak mati kita, listrik kita mati, industri kita mati'," cerita Jokowi dalam Rakernas II PDIP, Selasa (21/6).
Tak hanya itu, ada juga permintaan akan stok minyak kelapa sawit (CPO) terutama pada saat Indonesia melakukan pelarangan ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Waktu minyak goreng kita setop ekspornya untuk kebutuhan dalam negeri dulu, batu bara juga, ada dua presiden dan perdana menteri telpon saya juga 'pak ini kalau bapak dalam 2 hari tidak kirim kami, akan terjadi gejolak sosial politik di negara saya. Tolong bisa dikirimkan'," ujar Jokowi.
Dengan kondisi ini, maka Indonesia jadi mengetahui keunggulannya yang bisa dimanfaatkan. Terutama di tengah krisis dunia yang bertubi-tubi datang mulai dari krisis energi hingga pangan.
"Jadi kita tahu posisi kita di mana, kekuatan kita di mana. Di sini mulai kelihatan batu bara kita punya kekuatan besar, CPO kita punya kekuatan besar," jelasnya.
Namun, ia menilai kekuatan besar ini harus bisa dimanfaatkan untuk bisa membawa Indonesia menjadi negara maju. Salah satunya dengan menghentikan ekspor bahan mentah CPO maupun batu bara.
Kepala negara ini menekankan mulai saat ini ekspor untuk CPO hingga batu bara sebaiknya dilakukan dalam bentuk setengah jadi maupun jadi. Dengan demikian maka akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian dalam negeri.
"Tapi tidak bisa kita teruskan ekspor dalam bentuk bahan mentah. Harus kita berani setop ekspor bahan mentah kemudian kita buat barang jadi. Ada industrialisasi dan hilirisasi diesitu. Itulah sebetulnya kekuatan besar kita sehingga nilai tambah itu ada di dalam negeri, lapangan kerja ada di dalam negeri," pungkas Jokowi.