Cara Kemenkes dan UNICEF Lawan Hoax Vaksinasi Covid-19 di RI
09 April 2021, 09:00:00 Dilihat: 263x

Jakarta -- Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widiyawati menyatakan rendahnya literasi menjadi salah satu faktor merebaknya hoax vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Dia mengklaim Kemenkes telah melakukan edukasi hingga penguatan literasi terkait isu kesehatan.
"Itu adalah langkah utama yang terus menerus memang kami lakukan untuk melawan persebaran berita disinformasi atau hoax ini," ujar Widiyawati dalam dialog “Melawan hoax dan Misinformasi Vaksinasi COVID-19”, Rabu (7/8).
Widiyawati menuturkan isu kesehatan bersifat spesifik. Sehingga butuh keahlian khusus untuk menjawab atau mengklasifikasikan apakah sebuah informasi seputar kesehatan itu benar atau sebaliknya.
Widiyawati mengimbau masyarakat terlebih dahulu menyaring sebelum menyebar sebuah informasi atau 3S. Dia yakin masyarakat akan memahami informasi yang diterimanya benar atau sebaliknya.
Widiyawati juga menyarankan masyarakat melihat kanal resmi Kemenkes untuk mengetahui sebuah kebenaran informasi. Dia memastikan pihaknya akan terus memperbarui informasi seputar informasi yang menjadi polemik di tengah masyarakat.
Communication for Development Specialist UNICEF, Rizky Ika Syafitri menyatakan pihaknya sempat melakukan survei terkait dengan vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 65 persen menyatakan siap divaksin, 27 persen ragu-ragu, dan sisanya menolak.
"Kalau ditanya menolak, selalu alasannya keamanan dan efektivitas vaksin. Ada lagi soal halal dan haram vaksin," ujar Rizky.
Rizky menyampaikan sebuah hoax bisa menyebar hingga sepuluh tingkatan hanya dalam 24 jam. Sedangkan klarifikasi, tidak bisa mencapai level itu dalam waktu yang sama.
"Jadi hoax ini tidak bisa ditangani business as usual. Ini bukan main-main, ini risikonya dampaknya nyawa. Orang kehilangan haknya atas imunisasi atas pelindungan diri. Kita bisa mengalami wabah dan tidak mencapai herd immunity karena hoax," ujarnya.
Terkait dengan itu, dia menyampaikan hoax harus ditangani dari hulu ke hilir. Misalnya, masyarakat harus dibekali dengan literasi digital bahwa semua yang ada di internet itu benar.
"Biasakan menggunakan sumber-sumber yang dipercaya," ujar Rizky.
Dia menambahkan perlunya perangkat untuk menangkal hoax, misalnya situs atau medsos yang berisi klarifikasi atas informasi yang menjadi polemik di masyarakat.
"Tapi kuncinya benar-benar dikolaborasi. Karena ini tidak bisa ditangani sendiri. Perlu pemerintah, masyarakat sipil, dan penegak hukum," ujarnya.
Berdasarkan data Kemkominfo, sebanyak 1.513 isu hoax Covid-19 ditemukan sejak 23 Januari hingga 6 April 2021. Pengajuan takedown mencapai 2.987 dengan 2.600 sudah ditindaklanjuti. Sebanyak 113 sudah masuk ke ranah hukum.
Kominfo menyampaikan Facebook menjadi tempat sebaran Covid-19 terbanyak dengan 2.411. Kemudian diikuti Twitter sebanyak 503, YouTube sebanyak 49, dan Instagram sebanyak 24.
Sedangkan khusus terkait hoax vaksin Covid-19, Kominfo mencatat ada 154 isu hingga 6 April 2021. Lagi-lagi, Facebook menjadi tempat paling banyak tersebarnya hoax vaksin Covid, kemudian disusul Twitter, YouTube, TikTok, dan Instagram.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.