Teknologi Baju Astronaut di Ruang Angkasa dari Masa ke Masa
30 Mei 2020, 09:00:48 Dilihat: 222x
Jakarta, CNN Indonesia -- Ruang angkasa merupakan sebuah kawasan yang tidak bisa disambangi dengan pakaian biasa. Butuh pakaian ruang angkasa khusus agar manusia dapat bertahan selama berada di sana.
Ukuran pakaian luar angkasa juga merupakan hal yang penting diperhatikan oleh astronaut. Terlalu longgar dan berat bisa membahayakan mereka.
Contoh kasus terbaru dari tidak optimalnya pakaian ruang angkasa terjadi saat astronaut Anne McClain dan Nick Hague memindahkan baterai seberat 300 pon di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Semula, McClain meyakini baju ruang angkasa yang diuji selama di bumi bisa bekerja dengan baik di ruang angkasa. Namun, perjalanan ruang angkasa atau aktivitas ekstravehicular atau EVA sekitar 7 jam membuatnya berubah pikiran.
"Anne mengira dia bisa menggunakan yang besar. Namun, setelah EVA ternyata dia membutuhkan medium," kata Bob Jacobs, wakil associate administrator NASA, melansir Business Insider.
McClain dijadwalkan melakukan spacewalk perempuan pertama dengan Christina Koch pada pekan ini. Namun, hal itu tertunda karena Koch juga memiliki masalah dengan pakaian ruang angkasanya.
"Konfigurasi ini yang akan memaksa penundaan perjalanan ruang angkasa," ujar Jacobs.
Model pakaian antariksa yang dimaksud dalam program NASA itu disebut Unit Mobilitas Extravehicular dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983. Namun, pakaian antariksa operasional pertama kali sejatinya diperkenalkan pada awal 1960-an untuk melindungi astronaut dalam menjalankan misi eksplorasi ruang angkasa.
Berikut pakaian antariksa astronaut yang telah berevolusi selama enam dekade:
Mercury Suit (1961-1963)
Mercury Suit adalah penanda bagi orang AS berkelana ke orbit di sekitar Bumi. Pakaian itu merupakan hasil pengembangan NASA atas pakaian pilot pesawat jet Angkatan Laut AS.
Untuk melindungi para astronaut pertama dari kehilangan tekanan mendadak, Mercury Suit memiliki lapisan nilon yang dilapisi neoprene di bagian dalam dan nilon di bagian luarnya agar suhu bagian dalam tetap stabil. Enam astronaut terbang ke luar angkasa mengenakan pakaian itu sebelum NASA menariknya dari tugas.
Gemini Suit (1965-1966)
Gemini Suit adalah program luar angkasa kedua NASA dan satu dengan tujuan yang lebih ambisius. Kapsul Gemini membawa kru dua astronaut ke luar angkasa dan memiliki satu misi yang berlangsung dua minggu.
Perusahaan David Clark merancang pakaian Gemini agar fleksibel ketika ditekan dan mengambil langkah ekstra untuk membuatnya lebih nyaman daripada pakaian Mercury Suit. Misalnya, pakaian itu dapat dihubungkan ke AC portabel untuk menjaga astronaut tetap dingin sampai mereka dapat terhubung ke jalur pesawat ruang angkasa.
Pakaian itu beratnya mencapai 16 hingga 34 pound.
Gemini Spacewalk Suit (1965-1966)
Gemini Spacewalk Suit yang disebut G4C dirancang dengan mempertimbangkan wahana antariksa pertama NASA. Astronaut bisa membuka lubang palka selama perjalanan dan bekerja di ruang hampa udara.
Untuk menahan lingkungan luar angkasa yang keras, pakaian itu menghubungkan para astronaut ke pesawat ruang angkasa melalui selang yang memasok oksigen. Namun, beberapa varian diketahui mengalami masalah setelan digunakan selama 30 menit. Varian terberat pakaian itu berbobot sekitar 34 pound.
Apollo Spacewalk Suit (1967-1975)
Apollo Spacewalk Suit dirancang untuk melindungi astronaut dari regolith halus (debu setajam kaca) saat berjalan di bulan. Pakaian itu juga diklaim melindungi astronaut dari suhu ekstrem Matahari, lebih fleksibel ketika hendak mengambil batu bulan, dan bertahan berjam-jam dari pesawat ruang angkasa.
Kemampuan pakaian itu tercipta karena selusin lapisan kain, sepatu bot tebal, dan sistem pendukung kehidupan yang kuat. Pakaian itu berbobot lebih dari 180 pon ketika di Bumi dan hanya seperenam di medan gravitasi bulan yang lebih lemah.
First Space Shuttle Flight Suit (1981)
First Space Shuttle Flight Suit adalah pakaian ruang angkasa hasil modifikasi Mercury Suit untuk astronaut yang menjalankan misi Space Transport System-1, pesawat luar angkasa orbital pertama dari program pesawat ulang-alik NASA.
Tidak ada spesialisasi khusus dari pakaian itu karena dalam misi itu astronaut tidak berkeliaran di luar angkasa.
Extravehicular Mobility Unit (1983-sekarang)
Extravehicular Mobility Unit (EMU) dirancang untuk astronaut ketika memelihara satelit serta membangun dan memelihara Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Pakaian itu bertekanan 14 lapis ini dapat bertahan dari kekosongan ruang dan membuat astronaut tetap hidup selama lebih dari delapan jam.
Terisi penuh dengan peralatan dan perlengkapan, beratnya bisa mencapai hampir 320 pound di Bumi.
NASA juga menguji perangkat mirip jetpack untuk EMU, yang disebut Manuver Manuvering Unit, yang memungkinkan para astronaut terbang bebas dan tidak ditambatkan. Orang-orang di dalam ISS hari ini menggunakan versi lanjutan EMU untuk mempertahankan stasiun ruang angkasa.
Space Shuttle Flight Suit (1988-2011)
Space Shuttle Flight Suit adalah setelan yang dikenakan astronaut selama program Space Shuttle. Karen warnanya oranye terang, pakaian itu kerap disebut pakaian labu.
Pakaian itu dilengkapi dengan sarung tangan untuk melepaskan cincin kunci di pergelangan tangan, pendingin cairan, ventilasi yang ditingkatkan, dan lapisan isolasi tambahan.
Sokol Launch and Entry Suit (sekarang)
Baju ruang angkasa berwarna biru itu buatan Rusia yang disebut baju ruang angkasa Sokol atau Falcon. Pakaian seberat 22 pound itu sangat mirip dengan pakaian penerbangan ulang-alik NASA meskipun itu digunakan untuk melindungi orang-orang yang terbang di dalam pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia.
SpaceX Crew Dragon Flight Suit (pengembangan)
Perusahaan SpaceX milik Elon Musk diketahui merancang pakaian antariksa baru yang apik untuk melindungi astronaut yang akan terbang dengan pesawat ruang angkasa Crew Dragon ke ISS.
SpaceX sudah menerbangkan boneka ke Mars dengan salah satu setelan itu dan berharap dapat menerbangkan orang pertama di dalamnya dalam waktu dekat. Pakaian itu membutuhkan pengembangan selama bertahun-tahun.
Boeing CST-100 Starliner Flight Suit (pengembangan)
Setelan biru cerah 12 pon bernama Boeing CST-100 Starliner Flight Suit dirancang untuk pesawat ruang angkasa CST-100 Starliner. Pakaian itu diklaim memiliki banyak fitur untuk membuatnya astronaut nyaman dan beraktivitas di bawah tekanan. Boeing juga membuat helm yang terpasang dengan ritsleting tebal dan kedap udara.
Z-2 Planetary Surface Spacesuit (mungkin di tahun 2030-an)
NASA sedang mengembangkan pakaian ruang angkasa bernama Z-2 Planetary Surface Spacesuit yang diharapkan bisa dikenakan astronaut di dalam maupun di luar pesawat ruang angkasa.
Z-2 diklaim memiliki bobot yang ringan dan berdaya tahan tinggi untuk bekerja di bulan atau Mars.
Spider Flyer-Walker Spacesuit (belum diketahui)
Spider Flyer-Walker Spacesuit adalah pakaian ruang angkasa yang dirancang bagi astronaut agar mendarat di Phobos, bulan Mars kecil yang tarikan gravitasinya kurang dari sepersekian persen dari Bumi.
Spider Flyer-Walker adalah pakaian luar angkasa berkaki delapan berkekuatan roket yang dapat merangkak, berjalan, atau melompat melintasi permukaan.
Melansir situs resmi NASA, perusahaan milik AS itu berencana untuk mengirim orang ke tempat-tempat yang belum pernah dilalui manusia, seperti asteroid hingga Mars. Itu artinya para astronaut akan membutuhkan pakaian antariksa baru.
NASA sedang berupaya membuat yang baru, misalnya pakaian antariksa Apollo. Pakaian baru itu akan memungkinkan para astronaut bekerja dengan aman di tanah berbatu. Tetapi pakaian antariksa baru akan membantu astronaut melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan sebelumnya.
Pakaian baru diklaim akan memudahkan astronaut untuk bergerak dan akan lebih melindungi dari debu halus hingga kasar.
Mengapa pakaian antariksa baru itu penting? NASA berkata karena pakaian itu akan membuatnya lebih mudah dan lebih aman bagi astronaut untuk hidup dan bekerja di luar angkasa.
www.cnnindonesia.com