XL Axiata menargetkan akan merampungkan fiberisasi hingga 50 persen dari total jaringan milik mereka pada akhir 2019. Persentase ini akan ditingkatkan menjadi 60 persen hingga 70 persen pada akhir 2020 untuk pemanfaatan 5G.


Direktur Jaringan XL Axiata Yessie D Yosetya mengungkap saat ini proses fiberisasi jaringan sudah mencapai 30 persen mencakup wilayah Jawa. "Kami mulai menyiapkan teknologi 5G. Selama tiga tahun akan fiberisasi di seluruh Indonesia," ujar Yessie, Rabu (21/8). Yessie menambahkan fiberisasi ini akan memberikan kemampuan lebih baik dari sisi kecepatan untuk 4G. Di samping itu, fiberisasi merupakan `gerbang` pembuka untuk operator memasuki generasi broadband berikutnya yakni 5G. Group Head Technology Strategy and Architecture XL Axiata I Gede Darmayusa mengungkapkan ambisi XL memang bisa mencapai 70 persen fiberisasi pada 2020. "Kami 2020 ambisi bisa 70 persen. Sehingga pada saatnya nanti, 5G sudah launch sudah fiberisasi," tegasnya. I Gede pun mengungkap fiberisasi XL pun akan memanfaatkan proyek backbone Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Timur. "Kami menggunakan Palapa Ring Barat. Kami mulai ke Kupang. Kami pun akan menggunakan Palapa Ring Timur. Tahun ini sudah on air. Dalam rangka memanfaatkan momen LTE," ujarnya. I Gede mengungkap pentingnya fiberisasi untuk implementasi 5G. Pasalnya, 5G membutuhkan latency yang kecil kurang dari 1 milidetik dengan koneksi yang masif. Sehingga fiberisasi bisa memenuhi hal tersebut dibandingkan menggunakan teknologi microwave. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan 5G membutuhkan bandwidth besar sehingga jika menggunakan microwave kapasitas tidak akan cukup. "Maka dari itu lari ke fiber. Lebih besar kapasitas microwave digeser ke tempat lain. Sehingga fokus pada fiberisasi. Ada market dengan bandwidth besar berbasis 5G. 5G itu bandwidth eater," paparnya.

Sumber: CnnIndonesia