SDM dan Anggaran, Kendala Pengembangan Teknologi di Indonesia
20 Agustus 2019, 09:00:10 Dilihat: 141x

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebut ada dua masalah utama dari pengembangan teknologi khususnya terkait teknologi antariksa di Indonesia, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan anggaran.

Kendati demikian, menurut Ketua LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan masalah SDM bukan berarti Indonesia tidak mampu menghasilkan talenta teknologi yang mumpuni namun hanya masalah perekrutan yang dilakukan oleh LAPAN.
"Problem (masalah) utama dari pengembangan teknologi di Indonesia ada dua, pertama dari segi SDM dan anggaran. Tapi SDM itu bukan berarti bangsa Indonesia tidak mampu, itu hanya masalah rekrutmen kita karena setidaknya LAPAN ini sebagai instansi pemerintah tentu rekrutmen lebih ke arah ASN [Aparatur Sipil Negara]," jelas Thomas saat ditemui CNNIndonesia.com di kantor LAPAN, Jakarta, Senin (19/8).
"Dan lagi-lagi kalau ditelusuri, lagi ujung-ujungnya ke anggaran juga," sambungnya.
Lebih lanjut menurut Thomas, masyarakat dinilai memiliki minat yang tinggi terhadap bidang antariksa. Terbukti dengan banyak talenta lulusan dari jurusan sains dan teknologi yang ada di LAPAN dan dilatih untuk mengembangkan teknologi antariksa.
Thomas pun mencontohkan sekitar tahun 2000 pimpinan LAPAN sempat memutuskan untuk mempercepat penguasaan teknologi satelit. Lalu, mereka mengirimkan belasan teknisi ke Jerman dan dibimbing oleh salah satu profesor dengan syarat LAPAN menyediakan anggaran.
"Waktu itu pimpinan LAPAN berkomitmen untuk menyediakan anggaran, sebut saja untuk mengirimkan belasan sekitar 15 atau 16 muda engineer ke Jerman. Diberikan biaya termasuk untuk membayar profesor, kemudian untuk membeli komponen-komponen satelitnya lalu dilatih di sana," tuturnya.
Hasil dari bimbingan bersama profesor Jerman itu, belasan teknisi LAPAN berhasil membuat satu satelit yaitu satelit LAPAN A1 yang diluncurkan tahun 2007 silam. Kemudian mereka pulang ke Indonesia dan membangun pusat teknologi satelit di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.
Keberhasilan para teknisi LAPAN itu menurut Thomas sebagai wujud dari ketekunan teknisi saat dilatih membuat sebuah satelit.
"Jadi kalau disebut kemampuan SDM-nya, sesungguhnya kita mampu engineer LAPAN itu dilatih cepat sekali. Kekurangan yang saya sebut tadi yaitu kekurangan SDM bukan dari segi kemampuan tapi dari segi jumlahnya. Kebetulan kita mendapat kesempatan mendapat SDM yang cukup dan ditambah dengan anggaran, maka kita bisa berlari lebih cepat lagi," jelas dia.
"Orang-orang kita sebenarnya cepat sekali dilatih, dari segi kecerdasannya tidak kalah. Asal itu dibimbing dan dibina untuk bisa menguasai teknologi-teknologi tinggi," pungkas Thomas.
Kendati demikian, LAPAN mengakui pihaknya masih harus mencari talenta yang berminat dalam industri antariksa. Pasalnya, SDM yang bekerja di teknologi satelit LAPAN kurang dari 100 orang dan khusus teknisi hanya puluhan orang.

Sumber: CnnIndonesia
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.