Jakarta Amburadul, Sentilan Politis Megawati ke Anies
13 November 2020, 09:00:00 Dilihat: 233x

Jakarta -- Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menyebut DKI Jakarta kini amburadul. Dia bicara demikian karena Jakarta yang kini dipimpin Gubernur Anies Baswedan tidak masuk tiga besar Kota Mahasiswa Terbaik 2020 versi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Berdasarkan hasil riset tim UNJ, DKI Jakarta berada di peringkat ke enam dengan skor 10. Sementara peringkat pertama adalah Semarang dengan skor 17, diikuti Solo dan Surabaya dengan skor 15.
"Persoalannya, sekarang saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul, karena apa, ini tadi seharusnya city of intellect ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya," kata Mega saat berbicara dalam acara Dialog Kebangsaan: Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial yang disiarkan secara daring, Selasa (10/11).
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno menganggap ucapan Megawati itu menyiratkan bahwa Jakarta sudah level darurat.
Terutama karena Megawati, selaku Ketua Umum PDIP, yang menyampaikan langsung. Bukan lagi kader PDIP.
"Kader PDIP di Jakarta sudah hampir tiap saat kritik Anies. Itu artinya, bagi Megawati Jakarta sudah level darurat. Kritik Mega ini karena Jakarta sudah darurat perlu upaya revolusioner untuk berbenah," kata Adi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (11/11).
Adi tidak melihat ada upaya Megawati menggerogoti elektabilitas dan popularitas Anies dengan melancarkan kritik tajam kepada DKI Jakarta.
Menurutnya, Megawati memang murni ingin Pemprov DKI Jakarta segera berbenah diri. Adi juga menganggap tidak aneh ketika Megawati mengkritik, karena PDIP adalah pihak oposisi di DPRD DKI Jakarta.
"Tujuannya agar Anies benah Jakarta. Itu saja. Selain itu, bukan hal yang aneh jika elite PDIP mengkritik Anies. Karena posisinya sebagai oposan, yang aneh kalau muji Anies," ucap Adi.
Selanjutnya, Adi mengatakan bahwa Anies perlu merespons tudingan Megawati tentang Jakarta amburadul tersebut.
Menurutnya itu perlu karena selama ini Anies kerap dikritik hanya pandai berwacana oleh oposisi. Terlebih, sekarang Ketua Umum PDIP yang juga mantan Presiden yang melancarkan kritik secara langsung.
"Saatnya Anies pamer kerja yang sudah dilakukan. Tak bisa lagi berdiam diri dengan tudingan seperti itu. Atau jangan-jangan Anies sangat menikmati kritik yang datang dari berbagai penjuru itu," kata Adi.
Tidak Tepat
Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto menganggap kritik Megawati tentang Jakarta amburadul, merupakan kritik yang subjektif.
Kritikan tersebut, kata Arif, dilontarkan karena ada kepentingan partai yang tidak diakomodasi oleh eksekutif dalam hal ini Anies selaku gubernur.
"Penilaiannya Megawati sebenarnya penilaian politis, ya. Kalau kita paham bahwa politik itu soal kepentingan, maka tentu saja penilaian Megawati itu subjektif," ungkap Arif.
Mengenai gelagat Megawati yang mengkritik langsung kepemimpinan seseorang, Arif mengatakan bahwa hal tersebut merupakan gaya politiknya. Langsung mengkritik tanpa tedeng aling-aling dengan menggunakan diksi amburadul.
"Sejak lama kalau Bu Mega merasa enggak nyaman dengan sebuah kondisi itu, ya, cara berkomunikasinya seperti ini. Dengan kalimat simpel," pungkasnya.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai pernyataan Megawati yang menyebut Jakarta amburadul terlalu subjektif.
Terlebih, Jakarta baru-baru ini Jakarta meraih penghargaan internasional di bidang transportasi, Sustainable Transport Award (STA) 2021.
"Kalau amburadul menurut hemat saya terlalu tendensius," kata Ujang kepada CNNIndonesia.com.
Ujang mafhum bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diberesi oleh Anies maupun wakilnya, Ahmad Riza Patria seperti halnya penanganan banjir di ibu kota. Namun penyematan kata amburadul, menurut dia berlebihan.
"Saya melihatnya Ibu Megawati itu kurang objektif dalam menilai," tandasnya.
Senada dengan Arif, Ujang memandang kritikan yang disampaikan Mega tak lepas dari terganggunya kepentingan PDIP di ibu kota.
"Bisa saja dalam konteks pembangunan Jakarta bisa saja PDIP dalam tanda petik tidak diakomodasi dengan baik oleh Anies. Bisa saja proyek pembangunan diberikan kepada partai lain," ungkapnya.
"Itu juga saya pernah dapat bocoran dari anggota DPRD PDIP begitu. Akhirnya semua proyek diberikan kepada partai lain. Kira-kira begitu," sambungnya.
Sejauh ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum merespons tudingan Megawati. Baru Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria yang angkat suara.
Politikus partai Gerindra itu menyebut kritikan Mega sebagai obat untuk membangun Jakarta lebih baik.
"Ya, itu kami menghormati menghargai siapa pun memberikan komentar atas kota Jakarta, kami anggap semua masukan kritik sebagai obat bagi kami," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/11).
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.