Polisi Tembak Warga Sipil di Makassar, 10 Senpi Diamankan
05 September 2020, 09:00:08 Dilihat: 228x
Jakarta -- Sebanyak 10 senjata api yang diamankan dari anggota polisi yang diduga terlibat dalam peristiwa penembakan warga sipil di Jalan Barukang, Kelurahan Pattingngaloang, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Minggu (30/8) dini hari.
"Ada 10 senpi (senjata api) diamankan. Masih pemeriksaan saksi-saksi dan akan diuji balistik," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Pol Ibrahim Tompo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (1/9).
Dia menuturkan bawah bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel saat ini masih menelusuri jumlah anggota kepolisian yang terlibat dalam insiden tersebut. Ibrahim mengatakan banyak anggota yang turut memberikan bantuan kepada Bripka Usman saat dikeroyok oleh masyarakat sekitar.
Tompo mengatakan hingga saat ini sudah 16 personel kepolisian yang diperiksa. Mereka merupakan anggota yang sedang bertugas dan berada di tempat kejadian perkara (TKP).
"Sedang kami cek siapa saja yang mengeluarkan tembakan," kata Tompo.
Sebelumnya dia menuturkan, penembakan yang dilakukan personel polisi ini dilatarbelakangi upaya pembelaan diri karena warga melakukan tindakan pengeroyokan saat dia mencari rumah Namus, salah seorang pelaku pengeroyokan yang terjadi sebelumnya, Rabu (26/8).
Ibrahim pun tidak dapat menjawab detail saat ditanya mengenai bagaimana tembakan yang dilepas polisi tersebut bisa mengenai kepala warga. Dia hanya berdalih semua akan dijelaskan setelah fakta dan data berhasil dikumpulkan dari hasil penyelidikan internal.
"Kami belum menerima hasil autopsi korban yang meninggal dunia ini," kata Ibrahim.
Selain memeriksa polisi, Propam juga memeriksa empat warga yang diduga melakukan aksi pengeroyokan terhadap polisi yang tengah melakukan penyelidikan kasus di daerah itu.
Tiga pemuda di Kota Makassar yang terkena terkena tembakan adalah Anjas, Ammar (18), dan Iqbal (22). Ammar dan Iqbal mengalami luka di bagian kaki dan menjalani perawatan di RS Bhayangkara. Sementara, Anjas dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan hingga pukul 15.40 Wita.
Kapolres Pelabuhan, Ajun Komisaris Besar Kadarislam menjelaskan kejadian itu bermula saat salah seorang anggota polisi, Brigadir Kepala Usman menyelidiki lokasi kasus pengeroyokan di Jalan Barukang.
Bripka Usman pergi ke lokasi tersebut dengan salah seorang informan dan mencari terduga pelaku yang bernama Namus. Usman pun menanyai sejumlah pemuda yang berada di sekitar lokasi.
"Ternyata mereka (warga yang berkumpul) mabuk-mabukan. Anggota bertanya di mana rumah Namus. Ada perlawanan warga yang berkumpul ini dan bertanya balik untuk memperlihatkan Kartu tanda anggota untuk memastikan yang bersangkutan betul polisi atau bukan. Saat itulah anggota ini dipukul dari belakang dan dikeroyok," kata Kadarislam.
Kadarislam menyebut saat kejadian salah seorang warga berteriak pencuri. Teriakan itu lantas memicu kedatangan warga lainnya sehingga menyulitkan Usman untuk melarikan diri lantaran telah terkepung.
Sumber : cnnindonesia.com