Menakar Situasi Jakarta, Daerah Penguji Corona Berstandar WHO
28 Juli 2020, 09:00:00 Dilihat: 198x

Jakarta -- Penanganan virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta menunjukkan banyak prestasi jika menilai dari jumlah pengetesan. Angka rata-rata positif (positivity rate) di DKI saat ini cenderung lebih kecil dibanding angka nasional. Selain itu, ada kemajuan dalam perubahan zonasi wilayah risiko di DKI juga.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya mengatakan DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan jumlah tes spesimen Covid-19 tertinggi, bahkan melampaui standar mereka.
Sesuai standar WHO, rasio uji spesimen corona adalah 1 orang per 1.000 penduduk per minggu. Sementara DKI Jakarta mencapai 4 orang per 1.000 penduduk dalam satu minggu.
"Satu-satunya provinsi di Jawa yang mencapai patokan deteksi kasus minimal (dari standar WHO) adalah Jakarta," dikutip dari salinan laporan WHO Indonesia, Kamis (23/7).
Selain itu, angka positivity rate atau kepositifan kasus di DKI Jakarta hanya sedikit lebih tinggi dari rata-rata angka nasional. Angka positivity rate global berada di angka 5 persen, sedangkan Jakarta berada di angka 5,2 persen.
Selain dua hal tersebut, prestasi lainnya yang dicapai DKI Jakarta adalah perubahan zonasi wilayah risiko Covid-19. Satgas Covid-19 menyatakan berdasarkan pada data 19 Juli, empat daerah di DKI Jakarta berhasil berubah zonasi dari zona merah ke zona oranye.
Daerah tersebut adalah Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Wilayah yang masih zona merah kini hanya Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Namun segudang prestasi ini tidak lantas membuat DKI Jakarta terbilang berhasil mengendalikan virus.
Ahli epidemiologi klinis Universitas Indonesia, Indah Suci Widyahening menilai sebetulnya sejak awal penanganan pengendalian virus di Jakarta belum optimal.
"Sejak awal memang belum optimal," kata Indah pada CNNINdonesia.com, Jumat (24/7).
Ia mengatakan demikian berdasarkan perkembangan data penambahan kasus Covid-19 di ibu kota RI tersebut. Dalam beberapa hari terakhir grafik penambahan kasus positif di Jakarta memang menunjukkan tren peningkatan, bahkan beberapa kali pecah rekor.
"Kalau melihat dari grafik kasus harian, gelombang pertama saja belum selesai, karena jumlah kasus harian masih terus meningkat. Sejak puncak tertinggi di tanggal 12 Juli (404 kasus), ternyata ditemukan lagi puncak yang lebih tinggi pada 21 Juli (441 kasus)," ucap Indah.
Walau masih menunjukkan peningkatan kasus harian, Ahli Pandemi Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan DKI Jakarta bisa menjadi contoh dalam penanganan virus corona. Hal itu didasari pada jumlah pengujian risiko infeksi Covid-19 yang masif di Jakarta.
"Kalau dibanding daerah lain memang Jakarta yang paling bagus dari sisi tes, dia sudah memenuhi standar WHO," kata Dicky lewat sambungan telepon, Jumat (24/7).
Oleh sebab itu, dari sisi pengujian dan penelusuran kontak erat dengan pasien positif, Dicky beranggapan Jakarta pantas dijadikan acuan untuk daerah lain di Indonesia yang masih sedikit angkanya.
"Kalau dari sisi tes, memang bisa menjadi acuan untuk daerah lain," ucap Dicky.
Namun Dicky mengatakan, hanya mengandalkan pada pengujian saja tidak cukup untuk menjadikan DKI sebagai contoh utama dalam pengendalian pandemi Covid-19.
Masih ada beberapa indikator lainnya yang harus terpenuhi oleh DKI Jakarta seperti pelacakan dan isolasi. Dua hal terakhir ini, menurut Dicky belum berhasil dioptimalkan pemerintah DKI Jakarta.
"Jakarta memang testing-nya banyak, tapi tracing dan isolasinya menurut saya belum bagus, dan itu dibuktikan dengan banyak klaster baru muncul," ungkap Dicky.
Lebih lanjut, Dicky mengatakan ada tiga strategi untuk menangani pandemi. Pertama adalah testing, tracing, dan isolasi. Kedua adalah strategi tambahan seperti melalukan lockdown, karantina wilayah, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB). Dan, terakhir adalah upaya pencegahan dengan menerapkan new normal atau pola adaptasi kebiasaan baru.
Jakarta juga pernah melakukan intervensi dengan menerapkan PSBB dan memberlakukan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) masuk dan keluar Jakarta.
Menurut Dicky upaya intervensi untuk lockdown atau kembali PSBB akan sulit dilakukan kembali karena berbenturan dengan faktor ekonomi.
"Pertama yang wajib itu testing, tracing, isolasi, dukungan rawat inap, ini wajib. Kalau yang wajibnya sudah dilakukan dengan aman, lancar, walaupun ada kasus ini enggak apa, tidak ada lonjakan yang tinggi, jadi intervensi tambahan seperti lockdown atau PSBB ya tidak perlu karena itu costly," imbuhnya.
Intervensi ini juga tidak bisa dilakukan di daerah lain, mengingat perbedaan dari segi geografis, dan budaya masyarakat.
"Untuk strategi utama--testing, tracing, isolasi--tentu bisa jadi model atau rujukan. Namun untuk strategi intervensi DKI [PSBB dan SIKM] dan itu belum tentu bisa dipakai di provinsi lain. Itu kan strategi tambahan, jadi dia akan sangat bergantung pada konsisi lokal," jelasnya.
Dicky juga mengatakan, pemerintah dan masyarakat Jakarta sebaiknya tidak merasa tenang setelah mengetahui wilayahnya berhasil berubah ke zona oranye.
Justru ia menilai masyarakat dan pemerintah harus lebih waspada dan tidak lantas merasa tenang, sebab zonasi wilayah risiko bersifat dinamis.
"Jadi kalau bicara situasi pandemi itu tidak bisa kita mengklaim oke kita saudah aman, hijau, oranye karena selama pandemi ini belum selesai, kita belum bisa sebebasnya aman," jelasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.