Didi Kempot, Menjaga Budaya Indonesia Lewat Nada
12 Mei 2020, 09:00:38 Dilihat: 180x

Lewat segudang karya, mendiang Didi Kempot tak semata menghadirkan tembang andalan mewakili mereka yang patah hati. Bersama lirik-lirik miris diiringi instrumen musik nan khas, pria yang meninggal dunia pada Selasa pagi, 5 Mei 2020 tersebut juga membawa nilai-nilai budaya.
Sebut saja semua lagunya yang berbahasa Jawa. Kendati mengusung satu bahasa, lagu-lagu Didi tak terasa eksklusif hanya untuk satu kalangan. Narasi tak perlu bisa berbahasa Jawa untuk menikmati karya The Godfather of Broken Heart pun sudah lantang disuarakan sejak tahun lalu.
Belum lagi berbicara tentang instrumen campursari yang sukses hadir di antara banyak jenis musik. Bahkan, bisa sama harumnya dengan karya sederet musisi independen yang beberapa tahun belakangan menjamur subur di dalam negeri.
Totalitas ini kemudian juga terefleksi dalam tampilan pemilik nama asli Dionisius Prasetyo tersebut. Di banyak panggung, Didi Kempot acap kali mengenakan busana tradisional, entah beskap, belangkon, maupun perpaduan keduanya.
Disambung ke kepribadiannya yang dikenal sangat sederhana walau notabene sudah sukses melebarkan karier hingga ke kancah internasional. Misal, dalam sebuah wawancara tahun lalu, Didi Kempot mengaku makanan favoritnya adalah nasi kucing khas wedangan atau HIK Solo.
Jenis tempat makan satu itu memang sudah jadi salah satu identitas yang melekat dengan kota Solo. Tak heran bila nama-nama wedangan yang diklaim jadi tempat favorit Didi kemudian cukup banyak dicari pada penggemar.
Dedikasinya untuk negeri tak berhenti sampai di situ. Lagu yang notabene jadi cara Didi Kempot merasa terhubung dengan penggemarnya pun dijadikan ladang untuk mempromosikan sederet objek wisata dalam negeri.
Melansir laman Shopee Indonesia, Rabu (6/5/2020), hal ini sengaja dilakukan Didi agar lokasi tersebut semakin dikenal banyak orang. Pria asal Solo, Jawa Tengah, itu percaya bahwa setiap tempat punya cerita.
Dari sebegitu banyak nama, salah satu lagu Didi Kempot berjudul Banyu Langit disebut memberi dampak positif terhadap kunjungan wisatawan ke destinasi Gunung Api Purba Nglanggeran di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta.
Selain Gunung Api Purba Nglanggeran, Stasiun Balapan yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah juga jadi salah satu nama yang muncul di lagu Didi. Fenomena serupa pun terjadi pada Terminal Tirtonadi, juga berlokasi di Solo.
Kemudian, nama Pasar Klewer juga turut terseret ke sekian banyak lokasi inspirasi tembang Didi. Berlanjut ke Jalan Malioboro nan tersohor di Yogyakarta yang juga tersebut dalam lagu Didi.
Disusul Pantai Klayar di Pacitan yang terkenal akan susunan batu karang menawan, namun jadi saksi patah hati Didi akan janji tak kunjung ditepati. Pun dengan keindahan panorama jalan antara Karanganyar--Magetan.
Berada di bayang-bayang megah Gunung Lawu dengan pinus maupun petak-petak sawah berpola sedemikian rupa berjejal di kanan-kiri, serta kabut yang bisa turun kapanpun, jalanan ini diceritakan menyimpan kenangan tersendiri.
Lalu, di Jembatan Suramadu, Didi berkisah mengenai kerinduan seseorang. Suramadu sendiri merupakan jembatan penghubung Surabaya dan Madura dengan nuansa syahdu nan romantis di sore hari.
liputan6.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.