Jakarta -- Staf ahli Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mohamad Ikhsan mengungkapkan pembangunan beberapa proyek pembangkit listrik milik PT PLN (Persero) terpaksa ditangguhkan akibat penyebaran wabah virus corona. Pasalnya, pembangunan proyek pembangkit tersebut membutuhkan tenaga ahli asal China.
"Di PLN ada yang delay (tertunda). Pembangkit (listrik) kan banyak teknisi. Kalau (proses) kirim tidak ada persoalan, jalan. Tapi yang membutuhkan insyinyur China, yang betulkan sekrupnya, tidak bisa datang," ucapnya, Kamis (5/3).
Namun demikian, ia menyatakan jumlah proyek pembangkit yang terpaksa ditangguhkan tak signifikan. Meskipun tak merinci jumlahnya, ia meyakini pengerjaan proyek akan kembali berjalan normal pada kurun waktu satu hingga dua bulan mendatang sejalan dengan meredanya penyebaran virus corona.
"Mudah-mudahan teknisi, satu dua bulan sudah jalan lagi," imbuhnya.
Karenanya ia memastikan tertundanya beberapa proyek pembangkit tersebut tidak akan mempengaruhi proses produksi. Ia juga menegaskan kondisi tersebut tidak akan menganggu mega proyek listrik 35 ribu Megawatt (MW).
Sebagai catatan, total proyek 35 ribu MW yang sudah beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) baru sebesar 11 persen atau setara dengan 3.792 MW per Agustus 2019.
Sementara, pembangkit listrik yang sudah dalam tahap konstruksi sebesar 22.739 MW atau 64 persen, tahap kontrak belum konstruksi sebesar 6.923 MW atau 19 persen, tahap pengadaan sebesar 1.279 MW atau 4 persen, dan tahap perencanaan sebesar 734 MW atau 2 persen.
Kondisi tersebut juga dipastikan tidak akan membebani investasi perusahaan setrum negara.
"Kan yang tanggung kayak IPP (Independent Power Producer/produsen listrik swasta) bukan PLN . Jadi selama belum commissioning belum punya PLN," ucapnya.
Sumber : cnnindonesia.com