Putus Rantai Makanan Akibat Perburuan Buat Harimau Agresif
17 Desember 2019, 09:00:06 Dilihat: 146x

Palembang -- Maraknya perburuan satwa liar yang menjadi mangsa alami harimau Sumatera ditengarai menjadi salah satu penyebab banyaknya manusia yang menjadi korban raja hutan tersebut dalam waktu satu bulan ke belakang di Sumatera Selatan.
Rusaknya habitat serta semakin luasnya perambahan di dalam hutan lindung menjadi penyebab-penyebab lain yang membuat harimau semakin terdesak di habitatnya sendiri.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Martialis Puspito mengatakan, saat ini populasi satwa liar yang berada di kawasan hutan lindung di Kesatuan Pengelola Hutan (KHP) Dempo dan Kikim Pasemah semakin berkurang.
Diketahui, KPH Dempo dan Kikim Pasemah membentang dari Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, serta Muara Enim. Dua KPH tersebut menjadi lokasi konflik harimau dengan manusia belakangan ini.
Meski tidak memiliki data jumlah pengurangan populasi tersebut, pria yang akrab disapa Ito ini mengungkapkan, pihaknya menemukan sejumlah bukti maraknya perburuan satwa liar di dua kawasan tersebut.
"Pada 2016, kita menemukan tujuh offset kepala kambing hutan yang sudah diawetkan di Desa Rimba Candi. Di Pagar Alam setiap minggu ada perburuan babi hutan. Itu yang kita temukan, yang tidak ketahuannya banyak," ujar Ito, Jumat (13/12).
Satwa liar yang menjadi mangsa harimau di kawasan tersebut saat ini, kata Ito, adalah babi hutan, kambing hutan, kijang, dan rusa. Seluruh satwa tersebut menjadi sasaran perburuan manusia. Akibatnya, rantai makanan dengan harimau Sumatera sebagai puncak pemangsa terganggu. Ekosistem di dalam habitat tersebut pun terganggu.
Selain perburuan, perambahan liar yang dilakukan masyarakat pun membuat harimau semakin terdesak. Kawasan hutan lindung yang berfungsi sebagai habitat satwa liar, berubah menjadi perkebunan dengan segala perusakan yang dilakukan oleh manusia.
"Daya jelajah harimau sehari bisa 20 kilometer, itu dalam kondisi normal. Kalau mencari mangsa susah, dia disorientasi. Terdesak dan habitatnya terhimpit hingga akhirnya bisa 40 kilometer per hari demi mencari makan. Makanya resiko perjumpaan dengan manusianya jadi lebih tinggi. Orang ini sudah dikasih nasi, masih memburu makanan makhluk lain," kata dia.
Selain itu, pihaknya pun belum bisa mengidentifikasi apakah individu harimau tersebut mengalami cedera psikologis atau tidak. Dirinya berujar, bisa jadi harimau tersebut pernah memiliki sejarah terkena jerat atau terluka sehingga perangainya menjadi lebih agresif.
"Kita pasang kamera trap di lokasi jatuh korban tewas pertama di Desa Pulau Panas, Lahat itu, belum ada hasilnya. Kamera tidak menangkap penampakan harimau. Yang di Dempo juga belum ada hasil," ujar Ito.
Pihaknya pun telah memberikan saran kepada Pemerintah Kota Pagar Alam untuk mengevaluasi tata kelola kawasan wisata di sekitar KPH Dempo. Saat ini, banyak objek wisata yang berada di dalam kawasan hutan yang merupakan habitat harimau.
Seperti Tugu Rimau, jalur evakuasi di Gunung Dempo yang banyak dijadikan sebagai jalur pendakian, di mana banyak bangunan semipermanen yang dimanfaatkan sebagai warung. Peringatan bahwa kawasan tersebut merupakan koridor jelajah harimau pun tidak dihiraukan oleh masyarakat.
"Bahkan ada ayunan dan spot selfie di Tugu Rimau itu. Kawasan vila, masih jauh di luar jadi resiko perjumpaannya kecil. Di Kampung 4 yang merupakan pintu pendakian Gunung Dempo, ada jejak juga di situ. Meraung-raung dia kemarin di situ. Tapi individu harimau yang di situ tidak terlalu agresif," tambah Ito.
Sementara itu, Kapolres Lahat Ajun Komisaris Besar Ferry Harahap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terus melakukan perambahan di hutan lindung karena akan merusak hutan dan membuat harimau semakin agresif.
"Kami yakin masih banyak masyarakat yang merambah hutan lindung dan menjadikan kebun kopi. Ini semua terjadi dimulai dari ketidakpatuhan kita terhadap aturan dan alam dengan merusak habitat satwa liar," ujar dia.
Ferry berujar, tiga peristiwa konflik harimau dengan manusia yang menelan korban di Lahat dan Pagar Alam seluruhnya terjadi di hutan lindung yang merupakan habitat harimau. Berdasarkan hasil olah TKP pun pihaknya mendapatkan bukti adanya perusakan hutan lindung dengan merambah hutan untuk dijadikan kebun kopi.
Ke depan, pihaknya bersama BKSDA terus melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di dalam hutan lindung. Pihaknya pun sosialisasi bahwa masyarakat dilarang untuk melukai, membunuh, atau bahkan dengan sengaja memburu harimau.
"Kecuali dalam kondisi terdesak untuk melindungi nyawa, boleh untuk dilumpuhkan. Tapi kalau tidak, kita melanggar hukum dan dapat dituntut sanksi pidana. Kita akan bersinergi dengan pemerintah dan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini," kata Ferry.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.