Nelayan Sumsel Tewas Dimangsa Buaya
11 Desember 2019, 09:00:00 Dilihat: 136x

Jakarta -- Sidik Kamseno (35), seorang nelayan ditemukan meninggal setelah dua hari menghilang usai pergi mencari kepiting di Sungai Sembilang, Desa Sungsang 4, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (9/12).
Sidik diduga menjadi mangsa satwa buas buaya muara (Crocodylus porosus) yang berkeliaran di kawasan tersebut.
Berdasarkan informasi dihimpun, korban bersama tujuh orang nelayan kepiting lainnya pergi dari Dusun I, Desa Pagar Bulan, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin pergi melaut pada Sabtu (7/12) petang. Setibanya di lokasi pencarian kepiting, Sidik berpisah dari nelayan lainnya menggunakan perahu kecil untuk menyebar perangkap kepiting.
Namun Sidik tak kunjung kembali ke pemondokan, padahal seluruh nelayan sudah berkumpul pada Minggu (8/12) pagi. Hingga malam hari korban tak kunjung datang, nelayan lainnya memutuskan untuk mencari Sidik. Hingga pada Senin (9/12) pagi, perahu korban ditemukan kosong.
Setelah dicari di sekitar lokasi, korban sudah meninggal dunia dengan kondisi tubuh tercabik-cabik, menyisakan tubuh bagian atas. Sementara tubuh bagian bawahnya sudah tidak bersisa. Nelayan yang menemukan korban segera melaporkannya ke pihak berwenang.
Kepala Seksi Wilayah II Taman Nasional Berbak Sembilang Afan Absori mengatakan, berdasarkan laporan dari warga dan luka yang diderita korban, kuat kemungkinan korban tewas disebabkan oleh serangan satwa buas.
"Kawasan tersebut memang habitat buaya muara dan harimau sumatera. Karena lokasi kejadian di perairan, besar kemungkinan penyerangan dilakukan oleh buaya," ujar Afan.
Afan berujar, pihaknya tidak mengetahui secara persis jumlah populasi buaya muara yang berhabitat di Taman Nasional Berbak Sembilang dan kawasan penyangganya. Pihaknya hanya memiliki data kantong-kantong habitat buaya. Namun dirinya mengungkapkan, penyerangan hewan dilindungi tersebut baru kali in terjadi di lokasi kejadian.
"Kalau di titik tersebut belum pernah ada [serangan]. Kita akan melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya insiden tersebut," ujar Afan.
Dia mengungkapkan, di zona tradisional tersebut nelayan biasa mencari kepiting dan ikan di sana. Pihaknya tidak bisa melarang kegiatan tersebut karena merupakan sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Secara zonasi pun, Afan berujar, lokasi tersebut memungkinkan untuk aktivitas mencari ikan dan kepiting.
"Untuk peringatan biasanya kita rutin memberikan penyuluhan tentang kawasan TN Sembilang termasuk satwa liar," katanya.
Dia mengimbau agar warga berhati-hati dan waspada. "Kurangi aktivitas di waktu menjelang sore dan pagi saat suasana remang-remang karena biasanya satwa liar akan mencari mangsa di waktu-waktu tersebut," ujar dia.
Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Genman Suhefti Hasibuan menambahkan, kejadian penyerangan tersebut menambah daftar panjang konflik manusia dengan satwa liar di provinsi tersebut. Dirinya mengimbau masyarakat untuk menjauhi habitat satwa liar untuk mencegah serangan.
"Kebanyakan konflik manusia dengan satwa liar ini karena manusia yang masuk ke habitat satwa. Bukan satwa yang menyerang di kawasan pemukiman.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.