Belerang di Semburan Lumpur Surabaya Disebut Lampaui Batas
27 September 2019, 09:00:01 Dilihat: 178x
Surabaya -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menyebut bahwa semburan lumpur yang muncul di pekarangan rumah di Surabaya memiliki kandungan gas belerang melampaui ambang batas.
Sebelumnya, semburan lumpur muncul di Perumahan Kutisari Indah Utara III, Surabaya, Jawa Timur. Dinas Lingkungan Hidup menyebut lumpur itu punya kandungan minyak dan gas.
Berdasarkan pengecekan DLH, udara di sekitar lokasi berada di atas ambang batas dan mengalami peningkatan suhu.
"SO2 (Sulfur Dioksida)-nya termasuk di atas rata-rata, melebihi batas baku mutu," ujar Kepala DLH, Eko Agus Supiadi Sapoetro, saat dikonfirmasi, Selasa (24/9).
Dari hasil pengukuran yang dilakukan di lokasi semburan dengan alat gas monitoring kit, Agus mengatakan kadar SO2-nya mencapai 1.396,36 mikogram per meter kubik. Padahal, kata dia, batas normal SO2 adalah 900 mikrogram.
SO2 merupakan senyawa kimia untuk gas belerang. Senyawa ini dikenal karena baunya yang menyengat yang biasanya dilepaskan oleh gunung berapi dan beberapa pemrosesan industri pertambangan.
"Hasil pengecekan sementara tadi juga mengandung belerang, di sekitar situ," kata Agus.
Selain pengecekan SO2, DLH juga mengukur kadar Nitrogen Oksida (NO), ozon permukaan (O3), dan Karbon Monoksida (CO). Hasilnya, NO hasilnya 0,0 mikrogram per meter kubik, O3 hasilnya 67,86, serta CO-nya 2.165,1. Sementara temperaturnya tercatat 27,9 derajat Celcius.
Agus mengatakan pihaknya masih menunggu tim Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Jatim untuk turun ke lokasi hari ini.
"Yang lebih paham kan dari sana (ESDM). Jadi kita menunggu mereka, mengenai langkah apa yang perlu kita dilakukan," katanya.
Sebelumnya, sebuah semburan lumpur muncul mendadak di pekarangan rumah, di bilangan Perumahan Kutisari Indah Utara III, Surabaya, Jawa Timur. Meski tak terlalu tinggi, semburan lumpur tersebut beraroma gas.
Penghuni rumah, Setiawan (59), mengatakan bahwa mula kemunculan semburan tersebut terjadi, Senin (23/9) pukul 13.00 WIB. Ia mengaku semburan itu tak bisa dibendung. Jika ditutup di satu titik maka akan muncul semburan lain di titik lainnya.
Sumber : cnnindonesia.com